Cari Produk

Paling Banyak Dilihat

Jam Sekarang

Submenu Section

Slider Section

Pemuda Sederhana Melamar Putri Raja


               Pemuda Sederhana Melamar Putri Raja


Alkisah, di sebuah kerajaan,hiduplah seorang raja dan putrinya.
Putri tersebut tak hanya cantik,tapi juga cerdas dan pandai bicara,sehingga banyak orang segan padanya.

Ketika usia sang raja semakin tua,ia
Khawatir putrinya akan hidup sendirian sepeninggal dirinya kelak,sang putri akan mewarisi kerajaannya,Raja pun bertekad untuk mencarikan suami yang sepadan bagi putrinya.
            Raja memutuskan untuk mengadakan sayembara. Ia mengirim pengawal-pengawalnya ke seluruh penjuru negri untuk menyebar pengumuman yang berbunyi: “Barang siapa bisa memenangkan perdebatan dengan putri raja,ia akan menikahi sang putri sekaligus mendapatkan separuh wilayah kerajaan”.
            Para pemuda dari berbagai pelosok menyambut tantangan itu. Mereka semua berpikir,berdebat dengan seorang putri tentu bukan hal yang suit. Namun,hari demi hari,para pelamar yang datang ke istana dan berhadapan dengan sang putri harus pulang sambil gigit jari. Tak satu pun dari mereka yang berhasil memenangkan perdebatan dengan putri yang pintar. Sang putri selalu berhasil memenangkan setiap argument.
            Meski begitu, karena kecantikan sang putri,para pelamar yang datang tetap banyak. Akan tetapi,setelah beberapa waktu, argument yang diajukan para pelamar semakin konyol dan aneh, dan ini membuat sang raja geram.
            “Mulai saat ini,” ia mengumumkan,hanya para pelamar serius yang boleh mengajukan lamaran! Jika ada pemuda yang memberikan argument konyol,ia akan dihukum!”
            Sejak saat itu,jumlah pelamar semakin berkurang sedikit.

Di kerajaan tersebut,hidup seorang
Pemuda miskin yang sudah tidak memiliki orang tua maupun saudara. Pemuda ini sebenarnya rajin dan baik hati, hanya saja nasib tidak berpihak padanya. Suatu hari,ia mendengar sayembara yang digelar raja. Ia pun mencoba keberuntungannya.
            “Aku toh tidak akan rugi apa-apa,”katanya pada diri sendiri.” Kalau aku gagal,paling-paling aku hanya akan dihukum, dan kehidupan sudah menghukum aku selama ini.”
Maka pemuda miskin itu berangkat menuju istana. Di perjalanan,pemuda itu melihat burung gagak yang sudah mati di tepi jalan. Si pemuda berhenti sejenak untuk berpikir. Gagak dikenal sebagai pertanda buruk,tapi ini adalah gagak yang sudah mati,jadi maknanya pasti sebaliknya. Pemuda itu memutuskan untuk melemparkan bangkai burung tersebut dalam karung yang dibawanya.
            Ia belum berjalan jauh ketika kembali menemukan sesuatu,kali ini sebuah bak mandi yang sudah tua. Sekali lagi,pemuda itu berhenti untuk berpikir. Ia memutuskan membawa benda yang ia temukan ini juga. “Yah,kita tidak akan pernah tahu kapan akan membutuhkannya,”batinnya,sambil menyeret bak mandi tersebut di belakangnya.
            Berikutnya, pemuda itu menemukan selembar karpet tua,sebatang tanduk domba jantan, dan sebuah seruling. Ia memutuskan untuk membawa semua benda yang ia temui di perjalanan. Siapa tahu, ia bisa memanfaatkan benda-benda itu di istana nanti.

Rakyat bukan tidak tahu ada seorang
pemuda miskin yang hendak melamar putri raja. Ke mana pun pemuda ini berjalan, ia mendapat olok-olok dari orang-orang yang melihatnya. Namun,pemuda itu bergeming. Ia tidak akan membiarkan siapa pun menghalangi impiannya.
            Malam itu, karena perjalanan ke istana masih jauh,pemuda itu harus menginap di rumah seorang petani. Melihat pemuda itu membawa benda yang aneh-aneh, sang petani dan istrinya bertanya, hendak kemana tujuannya. Pemuda itu menjawab dengan menatap: hendak melamar putri raja.
            “Kau tidak akan berhasil. Sudah banyak pemuda yang jauh lebih kaya dari engkau yang mencoba melamar,tapi tidak ada yang lolos!” si petani memperingatkan.
            “Putri  raja itu pintar sekali,”timpal istri petani.”Lebih baik kau pulang saja.”
            Tapi, sang pemuda bertekad untuk pantang menyerah. “Aku yakin aku bisa memenangkan tantangan ini,”tegasnya.
            “Kalau begitu, kami doakan yang terbaik,Nak. Kelihatannya kamu orang yang baik dan tulus,” ujar istri petani.

Esok harinya,pagi-pagi benar,
Pemuda itu sudah berangkat ke istana raja.
            Setibanya di sana, penampilannya yang sederhana membuat para pengawal tertawa dalam hati. Begitu pula pemuda-pemuda yang lain yang hari itu juga datang untuk meminang sang putri. Setelah menunggu beberapa lama, tibalah giliran sang pemuda miskin untuk menghadap putri raja.
            “Salam, Tuan Putri,” sapa pemuda itu.”Kelihatanya engkau adalah wanita yang bertangan dingin!”
            Sang putri menatap pemuda sederhana di hadapannya dengan bingung.”Apa maksudnya berkata begitu? Tanganku hangat, kok.”
            “Mungkin saja,” sahut pemuda itu. “Tapi pasti tidak cukup hangat untuk memegang seekor gagak.”
            Kini sang putri raja menatap pemuda itu lekat-lekat. “Siapa bilang? Tanganku cukup hangat untuk memegang seeokor gagak.” Debatnya. Ketika itulah,pemuda itu mengeluarkan burung gagak yang sudah mati dari karungnya. “Ayo,kita buktikan!” katanya.
            Sang pintar dengan cerdik berkelit. Ia menggelengkan kepala dan berkata,”Aku tidak bisa menyentuh burung gagak ini,” ujarnya,”karena jika itu kulakukan,dia akan terpanggang, dan minyaknya akan menetes ke lantai.”
            “Itu bukan masalah!” sahut sang pemuda.”kita akan menampung tetesan minyak itu dengan ini!”Dan  dia mengeluarkan bak mandi yang dibawanya.
            Sang putri raja sepontan tertawa. Raja yang menyaksikan ini tersenyum,karena baru kali ini ia melihat putrinya tertawa. “Tapi,sahut sang putri tak mau kalah,”bak mandi tua ini akan meninggalkan jejak di lantai istana yang bagus.”
            Pemuda itu membungkukkan badan sambil berkata,”Kalau begitu,kita akan menaruhnya di bawah bak mandi.
           
Sang putri menggelengkan
Kepalanya. Ia sadar bahwa pemuda itu telah menandinginya. Dia berkata, “Aku lihat engkau pintar meliukkan kata-kata!”
            Pemuda itu kembali merogoh ke dalam kantungnya, dan kali ini ia mengeluarkan tanduk domba jantan. “Tanduk ini jauh lebih meliuk, tapi lihat bentuknya, sungguh bagus dan indah!”
            Sang putri mempelajari pemuda di hadapannya dengan seksama. Di balik penampilannya yang gembel, ia sebenarnya tampan. Meski begitu,yang paling disukai sang putri raja adalah selera humor,karena itu menunjukan bahwa dia adalah orang yang cerdas.
            “Benar,tanduk domba itu kuat,”sahut sang putri.”Tapi suara domba sungguh tak indah didengar!”
            Tanpa menjawab apa-apa,pemuda itu menarik benda terakhir dari karungnya: seruling. Ia memainkan alat musik itu,melantunkan nada yang indah. Sang putri tidak tahu lagi harus berkata apa. Dan dia sadar bahwa pemuda itu telah memenangkan perdebatan ini – dan juga hatinya.
            “Ayah, aku telah menemukan calon suami yang sepadan denganku,”kata sang putri pada sang raja, yang menyaksikan itu semua.
            “Pilihanmu sungguh tepat, putriku,” sahut raja. “Pemuda itu juga berhak mendapatkan separuh kerajaanku!”
            Akhirnya,nasib baik berpihak pada pemuda itu. Bersama putri raja,ia tinggal di istana dan hidup bahagia selamanya.

^_^ TAMAT  ^_^


Dongeng Rusia
Diadaptasi oleh Amy Friedman dan ilustrasi oleh Meredith Johnson
@2013 UNIVERSAL UCLICK

0 komentar:

 
2012 Membaca adalah Jendela Dunia | Blogger Templates for HostGator Coupon Code Sponsors: WooThemes Coupon Code, Rockable Press Discount Code | Distributed By: BloggerBulk